BAB IV
SPEKTROFOTOMETRI EMISI ATOM
1. Emisi atom yang berdasarkan pada sumber eksitasi
termal
Pada
AAS, kita dapat memperoleh populasi atom analit dengan memasukkan analit
kedalam tanur atau nyala, dengan mengukur serapan radiasi oleh atom-atom pada
keadaan dasar. Sedangkan pada SEM, kita memperoleh populasi atom analit dengan
memasukkan analit kedalam suatu sumber termal (nyala, tanur, busur listrik,
bunga api, plasma dan laser), dengan mengukur radiasi atom-atom pada keadaan
eksitasi
SEM,
dikenal sebagai fotometri nyala, yang sering kita lihat sebagai pancaran kuning
dari natrium klorida yang dimasukkan kedalam nyala, nyala api unggun yang kayu
bakarnya terbasahi oleh larutan garam, dan pancaran kembang api warna-warni
Dalam
spektroskopi pancaran, nyala merupakan sumber yang memiliki energi paling
rendah, dan mengeksitasi paling sedikit unsur (± 50 unsur logam). Lebih stabil
dibandingkan dengan sumber busur atau bunga api, pada temperatur rendah
pancaran spektrumnya relatif sederhana, lebih energetik, dan memiliki daya
pisah monokromator yang baik.
Instrumentasi
Fotometri Nyala
|
Monokromator
|
Detektor
|
Penguat
|
Pembaca
|
|
|
|
|
|
Sampel
|
Pengukur
aliran gas
|
Pembakar
|
|
|
|
|
Pengatur
tekanan
|
Bahan
bakar oksigen
|
Nyala
|
Sama
halnya dengan AAS, pada fotometri nyala terdapat komponen pengabutan larutan
yang dilakukan dengan cara memasukkan aerosol atau kabut yang mengandung
tetesan halus analit kedalam nyala. Setelah pemasukkan sampel, proses pertama
adalah desolvasi (penghilangan pelarut) dan diikuti dengan proses disosiasi
partikel padat kecil yang menghasilkan atom analit. Atom anlit ini kemudian
tereksitasi akibat adanya energi tabrakan dengan molekul-molekul gas nyala yang
panas.
Bahan
bakar oksidan yang paling umum digunakan pada nyala adalah gas alam-udara atau
propana-udara untuk menetapkan unsur natrium dan kalium, selain itu juga
hidrogen-oksigen, asitelen-oksigen dan sianogen-oksigen.
Hambatan dalam
SEM
a.
Adanya
radiasi unsur lain, sehingga terjadi tumpang tindih spektrum
b.
Adanya
peningkatan kation dan gangguan anion, terjadinya ionisasi pada temperatur
tinggi yang dapat memancarkan spektrum sendiri. Pengionan dapat menurunkan daya
radiasi pancaran atomik
Fotometri
nyala biasanya diterapkan pada analisis yang sukar atau mustahil dikerjakan
dengan cara-cara lain, atau kecepatan agak lebih penting dibandingkan dengan
kecermatan tinggi. Teknik ini lebih banyak digunakan untuk penentuan logam Na
dan K, dibandingkan dengan penentuan Ca.
Fotometri
nyala tetap penting dalam riset biomedis, kimia klinis, agronomi, analisis air,
studi gizi, dan bidang lain dimana tidak ada cara lain untuk menentukan
unsur-unsurnya.
Sebagai
contoh penentuan kadar litium, sebagaimana yang lazim digunakan bahwa garam
litium banyak dipakai dalam kedokteran jiwa, karena memiliki daya penenang yang
baik. Namum Li+ bersifat toksik dalam kadar yang kecil dalam darah
(1x10-5‑ - 3x10-5‑ M), jelasa ini tidak dapat dideteksi
dengan fotometer nyala yang lazim. Oleh karena itu dengan penambahan sedikit K+,
sebagai standar dalam, Li dapat ditentukan.
2. Emisi atom yang berdasarkan sumber plasma dan busur
listrik
Sumber
Plasma Kopel Indiktif (ICP), merupakan sumber yang lebih baik digunakan
walaupun mahal. ICP lebih stabil, pancaran latar belakang yang rendah, dan
memiliki energi yang relatif tinggi. Desolvasinya lebih cepat, serta memiliki
daya disosiasi yang luas dan tuntas.
Walaupun
demikian ICP merupakan sumber yang unggul dengan pesat, namun sumber busur
searah lebih modern digunakan pada masa sekarang, tetapi harganya sangat mahal
(± 1M).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar